Adanya luka dapat menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman baik itu akibat rasa nyeri, bau, maupun adanya cairan luka yang menghambat kelangsungan beraktivitas. Perlu diketahui juga bahwa waktu penyembuhan luka pada tiap orang dapat berbeda-beda. Semua itu tergantung pada jenis luka, penyebab luka, dan apakah penderita luka tersebut memiliki riwayat penyakit tertentu. Lantas, apa saja faktor penghambat penyembuhan luka? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut.
Tahapan Penyembuhan Luka
Tanpa mengabaikan faktor penghambat luka, proses penyambuhan luka di kulit pada dasarnya mengikut beberapa tahapan, mulai dari pembekuan darah (hemostasis), proses inflamasi, pembentukan jaringan baru (proliferasi), dan maturase.
Pembekuan darah (hemostasis)
Saat mengalami luka menganga akibat sayatan benda tajam, kulit akan mengeluarkan darah. Ketika hal ini terjadi, umumnya bembuluh darah akan menyempit untuk menjalankan proses pembekuan darah (hemostasis). Hal ini bertujuan untuk menghentikan perdarahan sehingga tubuh tidak kehilangan darah terlalu banyak.
Dalam proses ini, darah yang tadinya cair akan mengental dan menggumpal. Komponen yang berperan penting dalam proses pembekuan darah ini adalah keeping darah (trombostit) dan protein yang disebut fibrin.
Selama proses hemostasis berlangsung, trombosit akan menyumbat pembuluh darah yang rusak. Di saat yang bersamaan, fibrin dalam bentuk benang-benang halus akan memperkuat sumbatan sehingga darah dapat menggumpal. Selanjutnya, gumplan darah tersebut akan berubah menjadi keropeng saat mengering.
Peradangan (inflamasi)
Setelah luka tertutup dan perdarahan berhenti pada proses hemostasis, maka pembuluh darah akan terbuka sedikit untuk mengalirkan darah kembali.
Dalam proses ini, aliran darah melewati luka dank an menyebabkan luka terasa bengkak, hangat, dan kemerahan sehingga disebut sebagai inflamasi atau peradangan.
Pembentukan jaringan baru (proliferasi)
Setelah area luka steril, maka sel darah merah akan mulai memproduksi senyawa kimia yang mendorong pembentukan kolagen pada luka.
Kolagen sendiri merupakan serat protein yang membentuk jaringan kulit yang baru pada luka atau jaringan parut.
Dalam proses ini, bekas luka yang tadinya terlihat memerah lama kelamaan warnanya tampak kusam.
Pematangan jaringan (maturasi)
Tahapan terakhir dalam penyembuhan luka adalah penguatan jaringan yang baru terbentuk (maturasi).
Dalam proses ini, bekas luka benar-benar sudah tertutupi secara sempurna oleh lapisan kulit baru. Akan tetapi, lapisan kulit ini bisa terlihat lebih keras, kencang, dan tidak selentur kulit normal.
Seiring berjalannya waktu, kerusakan kulit akan membaik dan menyempurnakan pemulihan jaringan sehingga kulit pada bekas luka semakin kuat dan lentur.
Faktor Penghambat Penyembuhan Luka
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, adanya riwayat penyakit tertentu ternyata bisa menjadi faktor penghambat penyembuhan luka. Kondisi yang paling banyak ditemukan adalah kurangnya suplai darah yang mengalir ke luka. Sebab, darah bertujuan membawa oksigen dan nutrisi esensial yang dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Sirkulasi darah yang buruk juga dapat membuat luka membutuhkan waktu dua kali lebih lambat untuk sembuh.
Selain itu, berikut beberapa kondisi medis yang menjadi faktor penghambat penyembuhan luka :
- Diabetes
- Infeksi pada kuka
- Anemia
- Gangguan pada proses pembekuan darah
- Adanya cedera pada luka
- Konsumsi obat yang mengganggu pembekuan darah dan sistem imun
Jika luka tidak menunjukkan tanda pemulihan selama lebih dari 4 minggu, maka jangan ragu untuk segera periksa ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.
Kini Anda juga dapat memanggil layanan perawatan luka ke rumah dengan layanan Perawatan Luka Home Care Green Care.
Hubungi Care Center melalui panggilan telepon di 022 756 3115 atau Whatsapp di 0821 1885 1344 Kami akan mempersiapkan layanan dan profil perawat terbaik kami sesuai dengan kebutuhan Anda.